Faktor Internal Penyebab Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Keruntuhan peradaban kuno Romawi tidak dapat dipungkiri bahwa juga dipengaruhi oleh faktor internal. Beberapa diantaranya korupsi dan kegagalan pemerintahan, krisis militer, krisis ekonomi, krisis sosial dan perpecahan internal, perubahan demografi hingga penyebaran agama kristen.
Tenggorokan (Faring)
Dari hidung, udara masuk ke tenggorokan. Tenggorokan merupakan percabangan dua saluran, yaitu pernapasan pada bagian depan dan pencernaan pada bagian belakang.
Fungsi utama tenggorokan adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk. Selain itu sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan.
Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Peradaban kuno Romawi sungguh mengesankan. Beberapa fase perkembangan peradaban Romawi kuno dimulai dari masa monarki, republik sampai kekaisaran tentunya mampu mendulang prestasi tersendiri. Namun, pada akhirnya peradaban ini juga mengalami keruntuhan.
Setidaknya terdapat dua macam faktor keruntuhan Romawi kuno yaitu faktor internal dan eksternal penyebab runtuhnya peradaban Romawi kuno. Berikut merupakan detail keruntuhan peradaban kuno Romawi.
Pengertian Mekanisme Inspirasi dan Ekspirasi pada Pernapasan Manusia
Mengutip situs Universitas Airlangga, mekanisme pernapasan terdiri dari proses inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah proses saat udara masuk ke paru-paru. Sementara itu, ekspirasi adalah proses ketika udara keluar dari paru-paru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bagian, bronkus kanan dan bronkus kiri. Kedua bronkus menuju paru-paru. Lalu, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus.
Bronkus sebelah kanan (bronkus primer) bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam dinding paru-paru atau alveolus.
Paru-paru berada di dalam rongga dada bagian atas, di bagian sampingnya dibatasi oleh otot dan rusuk, sementara bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru memiliki dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari tiga lobus dan paru-paru kiri yang terdiri dari dua lobus.
Itulah penjelasan dari mekanisme pernapasan manusia. Sekarang detikers sudah lebih paham bukan?
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mengungkapkan sistem perlindungan konsumen di Indonesia masih memiliki banyak kelemahan. Kelemahan pada sistem ini berbuntut pada banyak hak-hak konsumen atau masyarakat Indonesia yang dilanggar. “ Kasihan masyarakat kita sekarang,” kata Anggota Komisioner BPKN bidang Komunikasi dan Edukasi, Edib Muslim, dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Selasa, 2 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelemahan pertama terjadi pada kekosongan hukum dari perlindungan konsumen. Saat ini, BPKN bekerja menjalankan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Akan tetapi, Undang-Undang yang telah berumur 20 tahun ini dinilai sudah tidak mampu mengakomodir perkembangan saat ini, terutama perkembangan teknologi.
Kasus nyata, kata Edib, terjadi pada polemik transportasi online seperti Go-Jek atau Grab Indonesia. Saat ini, transportasi online ini hanya diikat oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Padahal, perusahaan aplikasi ini juga berkaitan dengan sektor pangan, kurir atau pengiriman barang, hingga aspek asuransi.
Edib mencontohkan ketika terjadi kecelakaan tunggal pada ojek online. Kasus ini tentu sudah masuk pada ranah perlindungan konsumen. “Ini tidak di-cover oleh Jasa Raharja, jadi bagaimana? Nah hal-hal kayak itu kita gagap, kalau tidak segera duduk bersama membicarakannya,” ujar Edib.
Kelemahan kedua terjadi karena Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi tak kunjung segera diundangkan menjadi peraturan. Di saat yang bersamaan, data-data pribadi konsumen digunakan dalam sejumlah aplikasi-aplikasi digital. “Jika anda beli barang di Lazada, ternyata gak sesuai atau ada chemical contamination, siapa yang tanggung jawab? Ketika diminta datanya, yang menyimpan Lazada atau orang lain, hal ini yang sebenarnya belum jelas di Indonesia,” kata dia.
Isu mengenai keamanan data pribadi ini ternyata tidak hanya dialami oleh masyarakat biasa. Seorang Ketua BPKN Ardiansyah Parman pun tak luput dari penyalahgunaan data pribadi. Dalam jumpa pers ini, Ardiansyah menyebut dirinya baru saja menerima tawaran produk dari orang yang tidak Ia kenal. “Ini tentu ada data yang bocor,” kata Ardiansyah.
Lalu persoalan kelemahan ketiga terjadi karena banyaknya saluran pengaduan bagi masyarakat. Sebagai contoh, BPKN hanya bertindak sebagai lembaga penerima pengaduan. Untuk proses penyelesaian, lembaga yang berwenang adalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau BPSK.
Lalu di sektor keuangan, ada juga Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di bawah Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. “Jadi masyarakat bingung mau lewat mana,” kata Koordinator Komisi Komunikasi dan Edukasi BPKN, Arief Safari.
Sementara itu, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno memiliki pandangan berbeda. Ia menilai, semakin banyak kanal pengaduan justru semakin baik. Sebab, masyarakat sebagai konsumen memiliki akses poin pengaduan secara spesifik dan tepat guna. “Permasalahan pengaduan terkait perbankan misalnya, masyarakat bisa memiliki langsung mengadu ke OJK,” kata dia.
Bahkan, YLKI justru mengharapkan setiap entitas bisnis usaha memiliki kanal pengaduan. Sehingga, konsumen yang merasa dirugikan bisa secara mandiri mengadukan permasalahannya. Bahkan, YLKI ingin setiap kementerian memiliki Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen demi memperkuat kanal pengaduan ini. “Saat ini hanya Kementerian Perdagangan yang memiliki,” ujarnya.
%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 334 0 R/ViewerPreferences 335 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÅÛnÛFöÝ€ÿ��ÒÂb87^€¢@œ¤Ýt›`‹¸èC±råÊmR«˜XäïwΙá)rT/r8ÀŠD yî×9£äէöI¾ûîÕ‡7ïß&Ù«Ÿ·Í>YÝ5›_?¿ÿ>¹~û&ù÷åE–fð¯,žd‰ªT*“R²´LŽw—¿ý-i./®o./^ýÀÆ“›?//˜^˜%,áKYR°"eEró¤×üø©Hö_ôC“=~*í§//~_]¿^ç«ëä½~5ÿJn~º¼x§þËåÅ·¡"O‹!*ˆ�œŒ!%ï>¼I’1wØÜ2•e’—Uª¦8ý}½‘«×kµúdÙñsòV¿¾^oX¶ú¨¯'ÿ\oÔêÝxEÎ�î€ÿ?’2P£ÉDÛp�Ós�1‘JžäŠ¥•šà,HJ0^¦™ Á{«áÝ�4žÚFKà‹þ{>Âç-¼} é$;ýnßéár\S£\Íí·ý¢=¾Âß×-©,™L«/¥øfQò ks�¬å2Sœ®·À˜fŒÄ·Éš«÷Í®m�eŽÁþK|·Û®[=ºoîñ«ÛÙ§íîÌUwsƒ—Ý£QžðÆ Å þ³'³w4Ï Ý 9y6ÐÀ�†ŽìÞZ+~7Ô¥;·¬ÃuǺWm\jL»Ù9—pÀç"ü+«°®Æu·æuÌÀÆAu¦…Æê$@vOtTÒ¥¸W+q†Û#?ºÉ†ó‡S‹co|úëÏæΑ$àóó"ðÁÙŸ.ëÕ/·Å¥Ýqø�DZ³2_ýC‡ã¶q^cî*µ^ø±�Ûû ÿ˜�døÕ£bƒ‹F/�Nv*>�Ñ·ûÿ¬½ßËÿÚ¥é%íqDœÑÞ㽋Gõˆç=ƒ½`FJïÈ7Š^v³ýy�'õ¬Y*DˆcgÍîÔªçľóœ[Ö e™§bŠ¯± oBuW5mÃe5´ÄÞ!úÌ®ytªà½ÓàÞáÓ³ÓÜm©]õ©—ö£‹÷Œöj¯žA/è³i‘—†Ç¬«Ö(U™SY��BœDŸsö Ÿ×T½À'>½Æª,¬0xÏÎ?t?¸/¨Ÿäbõ“ÌD:M˜~]cFo%¹Ú¢Ž§rÄ«ƒ�l;’¦ø²Ló2€"m1¡ó�Œ%iƒ¡X`+'i¥NÒ€žFQÚÈ–´ÐQ5ÄTR….ŒB€ê¶Ù×ÆÛõw±á£Mf¾h½G=þÓº(ÊCp(©"°C ¬‚æ!�”mã3ÑæjhË>;C>ÜSâ¥ Ë áµ„ÿ…J« ¤�û7îž°ÊSÜ6¾ø0��aÊѳüž6÷‘¨m\¬G ]™[}-Cê7´°„;(¡ƒâ< [Ÿz˜¬�´Ÿ"˜Òn#‰‚•iH):¯‹µúý0Òöš2è`ì\RuXÀIeØ´�ÀÉÔZó�\šê޸ⓅŽ2µ9¶Îç!õ á¾mŠ¾é`Z�øß ¹‹8`�ÁMDO£æyÚÁT™í
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 720 540] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ…“[oÚ@…ß-ù?Ìãn$›�½ø"E‘Lè0LyˆúQ‚òÒ"µýû�]C1)Ä€ìµÍ9;ß™1ôfp{Û›ôm âîîË>üƒT p_£›óú5zöõi»1P¾Á—0€Á¤ÐRãA-â$Íè(„Êå¿ó~ Æ” ×\ƒ$çý&žo.xɃ—WŒ3ÝhbL®‹Ô©üûšÊ}@Pyœ“¶~ôØXêTÄ*ƒš¨$Ô{ÀµÔðÇýmëÃ0xd%�Lx”°éÈç�[Xà(Ù’GšUîvÍ1o.GÀ3fݽŠcÚL+',lÁ¿Aý9TÜ¥ õ©þÈÅF}„3…®-æÜêva`òÔƒ¹8ú%Ve×Ze;51I�´ÅyJ2Mb� ÑÄdérj3ÜÿâŠýhñ8§£VIê“jkIñö{³ßqÍžv¤\o`Aëõ7l³[ÓrÓòú¯Ü¤UîqÔ&–4M97š!Œõ#ÃøJm˜Ê÷2áÅpY¹©·-çõ [¹Ë¢ºb§•ŠeÚ¶{dÒuMIf5�è„Vñ¥½ñÓnìå{dK~¡7ÉysŽìI'êÄ.óÄ£È.ø–®�¯¦_-µÅ 礼۪ðí¡@øÉʃ“ ÑÇMK)Ó�г.ôËäZ�‘cÞ´]u‘·t ùÊVe> stream ÿØÿà JFIF ` ` ÿá 6Exif II* &
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar masuk lewat rongga hidung. Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya ada kelenjar minyak dan kelenjar keringat.
Selaput lendir berfungsi untuk menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selanjutnya terdapat pua rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.
Selanjutnya, ada konka yang memiliki banyak kapiler darah yang berfungsi untuk menghangatkan udara yang masuk. Sementara, sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui kedua lubang yang bernama choanae.
Letak Peradaban Romawi Kuno
Setiap peradaban di dunia ini tentu memiliki eksistensi tersendiri pada masanya. Seperti peradaban kuno Romawi. Banyak yang mencari tahu seputar ringkasan peradaban Romawi kuno dan mempelajarinya lebih jauh.
Peradaban kuno Romawi dikembangkan oleh Suku Latia yang posisinya menetap di lembah Sungai Tiber. Tepatnya, ada di Tujuh Bumi Roma, Semenanjung Italia. Peradaban ini amat terkenal dengan mitologinya.
Bisa dikatakan bahwa munculnya peradaban Romawi kuno digadang-gadang karena adanya suatu cerita atau mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Salah satunya ialah mitos Remus dan Romulus, saudara yang merupakan keturunan Aenas dari Yunani.
Dua bersaudara ini adalah anak kembar dari Rhea Silva, yang merupakan seorang pahlawan dari wilayah Troy. Remus serta Remulus kemudian membangun kota. Sayangnya di tengah perjalanan, mereka berebut dan hingga akhirnya menyebabkan Remus terbunuh oleh Romulus.
Kemudian, Romulus pun menamakan kota tersebut dengan namanya yakni Roma, sebuah kota yang kita kenal sampai sekarang. Selain lekat dengan unsur mitologinya, karakteristik peradaban Romawi kuno juga terkenal dengan kepercayaan animisme dan politeisme.
Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno
Romawi kuno menjadi peradaban yang banyak disorot oleh dunia. Apalagi masih banyak peninggalan yang eksis sampai saat ini. Meskipun demikian, masih ada sebagian orang yang merasa bingung Romawi kuno dimana. Tentunya peradaban ini ada di Semenanjung Italia.
Selain sistem pemerintahan, tentunya kepercayaan yang dianut masyarakat Romawi kuno juga menarik untuk dikulik. Kepercayaan yang dianut Romawi kuno terbagi menjadi dua yakni animisme dan politeisme. Meskipun sekilas mirip, nyatanya keduanya berbeda.
Berdasarkan sumber yang diperoleh dari buku Romawi Kuno Belajar dari Masa Lalu, pada awal berdirinya Romawi kuno, banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap roh atau yang disebut sebagai kepercayaan animisme.
Bahkan animisme menjadi salah satu ciri-ciri peradaban Romawi kuno yang sangat kental. Setidaknya terdapat beberapa roh kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Romawi kuno pada masa itu.
Setelah masyarakat menganut sistem kepercayaan animisme, kemudian mereka berpindah ke politeisme. Masyarakat setempat menjadikan Tuhan sebagai manifestasi kehidupan sekaligus wujud yang mempunyai kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural).
Dewa-dewi bangsa Romawi kuno rupanya juga mirip dengan bangsa Yunani kuno. Perbedaannya hanya terletak di nama-nama saja. Pada umumnya nama-nama dewa Romawi kuno seperti nama planet seperti Jupiter-Zeus, Mars-Ares, Juno-Hera. Minerva-Athena serta Venus-Aphrodite.
Kerajaan (753-509 SM)
Pada tahun 753-509 SM merupakan masa-masa Romawi awal berdiri. Pada masa ini Roma masih dipimpin oleh seorang raja. Raja didampingi oleh senat yang merupakan wakil dari para suku di sekitar lokasi kerajaan.
Namun, karena catatan sejarah yang masih terbatas, rupanya menyebabkan masih banyak aspek Monarki Romawi yang menjadi subjek perdebatan akademis. Bahkan sampai saat ini masih banyak peneliti yang melakukan studi lanjut tentang sistem pemerintahan monarki Romawi kuno.
Setelah melampaui sistem pemerintahan monarki pada awal Romawi kuno, berikutnya sistem pemerintahan yang diterapkan adalah Republik. Hal ini dimulai dari penggulingan Kerajaan Roma (509 SM) yang juga diikuti dengan berbagai macam perang saudara.
Pada masa Republik Romawi juga terjadi perang yang amat terkenal yaitu Perang Punic antara Kekaisaran Kartago melawan Republik Romawi. Tokoh Romawi kuno yang tersohor kala itu adalah Lucius Tarquinius Superbus.
Batang Tenggorokan (Trakea)
Batang tenggorokan berada di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada, trakea bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus).
Di dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil, yaitu bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelombang paru-paru.